Berdasarkan waktu, manusia pada umumnya memiliki empat kebutuhan, yaitu kebutuhan masa lalu, kebutuhan masa sekarang, kebutuhan masa depan, dan kebutuhan antara masa sekarang dan masa depan.

Semua kebutuhan ini berkaitan dengan uang. Oleh karena itu, kita harus mengalokasikan penghasilan kita untuk keempat kebutuhan ini dan tidak boleh ada yang terlewat.
Penyebutan empat kebutuhan berikut ini di luar dari kewajiban kita terhadap negara (pajak) dan kewajiban terhadap agama (zakat) yang seyogianya tidak kita anggap sebagai penghasilan, alias bukan hak kita.
- Kebutuhan Masa Lalu
Ialah kebutuhan untuk membayar utang. Utang hakikatnya adalah mendahulukan hak daripada kewajiban. Barangnya sudah diperoleh di masa lalu, tapi kewajiban pembayarannya masih dilakukan hingga sekarang.
Termasuk kebutuhan masa lalu ialah cicilan rumah, cicilan kendaraan, cicilan kartu kredit, dan cicilan utang lainnya.
Tidak semua orang memiliki kebutuhan masa lalu. Tapi jika kebutuhan masa lalu telah dibuat, kebutuhan tersebut wajib dipenuhi, dalam arti utang wajib dibayar. Jika tidak, utang akan makin menumpuk dan tidur pun jadi tidak nyenyak.
Menurut para perencana keuangan, alokasi utang maksimal 30 persen dari penghasilan. Lebih besar dari itu akan berbahaya pada kehidupan kita. Lebih kecil lebih baik, dan tanpa utang itu yang diharapkan.
- Kebutuhan Masa Sekarang
Ialah kebutuhan konsumtif seperti makan-minum, pakaian, operasional rumah tangga, operasional bisnis, dan iuran sekolah anak.
Tanpa perlu dijelaskan, semua orang bisa merasakan bahwa kebutuhan masa sekarang wajib dipenuhi. Jika tidak, ya tahu sendirilah.
Menurut para perencana keuangan, idealnya alokasi untuk kebutuhan masa sekarang ialah 40% dari penghasilan. Lebih kecil lebih bagus.
- Kebutuhan Masa Depan
Ialah kebutuhan untuk mencapai kehidupan yang baik di masa depan, contohnya menyekolahkan anak hingga jenjang pendidikan tinggi, ibadah haji, dan pensiun sejahtera. Bagi yang belum punya rumah, rumah termasuk juga kebutuhan masa depan.
Bisa digolongkan kebutuhan masa depan ialah pengembangan diri seperti beli buku, kursus keterampilan, kuliah lanjutan, atau ikut pengajian.
Kebutuhan masa depan wajib dipenuhi. Jika tidak, hidup seseorang tidak akan mengalami kemajuan dan malah hanya mengalami penurunan.
Cara memenuhi kebutuhan masa depan ialah dengan dengan menabung atau investasi. Jangan habiskan penghasilan kita hanya untuk memenuhi kebutuhan masa lalu dan masa sekarang.Berkebalikan dengan utang, investasi adalah mendahulukan kewajiban daripada hak. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Sedekah atau donasi di luar yang wajib, jika kita memandangnya sebagai investasi untuk kehidupan kelak di akhirat, bisa kita masukkan sebagai cara memenuhi kebutuhan masa depan.
Menurut para perencana keuangan, alokasi untuk kebutuhan masa depan ialah 30% dari penghasilan, lebih besar lebih bagus.
Besarnya alokasi untuk investasi atau tabungan tergantung pada kemampuan kita mengelola utang dan kebutuhan konsumtif. Semakin kecil utang dan semakin terkendali kebutuhan konsumtif, semakin besar bagian penghasilan yang bisa diinvestasikan.
- Kebutuhan antara masa sekarang dan masa depan
Di antara masa sekarang dan masa depan, ada risiko-risiko yang mungkin terjadi yang jika tidak diantisipasi bisa menggagalkan masa depan seseorang. Contoh: sakit, kecelakaan, cacat, dan meninggal dunia. Kita tidak tahu kapan kejadiannya, tapi kita tahu jika terjadi maka akan menimbulkan bencana keuangan.
Cara memenuhi kebutuhan antara masa sekarang dan masa depan adalah melalui asuransi.
Menurut perencana keuangan, alokasi untuk asuransi normalnya sekitar 10% dari penghasilan, atau maksimal 20%.
Bagi yang meyakini asuransinya bisa diganti dengan sedekah, boleh ditambah sedekahnya sebesar dana yang harus dialokasikan untuk asuransi. Tapi jika kita masuk asuransi syariah, hakikatnya kita sudah bersedekah setiap kali membayar premi, karena sebagian dari premi kita dialokasikan untuk membantu para peserta asuransi lain yang terkena musibah. Asuransi syariah adalah sedekah yang diformalkan dan dengan tujuan yang spesifik yaitu membantu orang-orang yang mengalami musibah di antara para peserta.
Cara Memenuhi Kebutuhan Asuransi
Terdapat sejumlah produk asuransi yang disesuaikan dengan risiko yang mungkin timbul. Tidak semua risiko perlu kita asuransikan, karena juga terkait dengan anggaran.
Kita cukup fokus pada risiko-risiko yang akan cukup berat jika kita hadapi dengan uang sendiri atau tabungan kita.
Bagi orang-orang pada umumnya, risiko yang cukup berat dampak keuangannya terdiri dari empat macam, disingkat RSCM, yaitu Rawat inap, Sakit kritis, Cacat tetap, dan Meninggal dunia.
- Untuk risiko rawat inap, produknya asuransi kesehatan. Ada 5 produk asuransi kesehatan yang tersedia di Allianz, 3 di antaranya berdiri sendiri yaitu Allisya Care, Maxi Violet, dan Smartmed Premier, dan 2 lagi merupakan rider unitlink Tapro, yaitu rider HSC+ (Hospital and Surgical Care +) dan rider HSC Premier X.
- Untuk risiko sakit kritis, produknya tersedia sebagai rider di Tapro, yaitu CI+/CIA (Critical Illness Plus/Accelerated), CI100 (Critical Illness 100), dan Flexi CI.
- Untuk risiko cacat tetap, produknya tersedia sebagai rider di Tapro, yaitu ADDB (Accidental Death and Disability) dan TPD (Total Permanent Disability). Selain itu, ada juga asuransi kecelakaan yang berdiri sendiri yaitu Personal Care.
- Untuk risiko meninggal dunia, produknya adalah Tapro Allisya Protection Plus dan rider Term Life. Selain itu, pada rider ADDB pun ada manfaat tambahan meninggal dunia karena kecelakaan.
Demikian. []
Untuk konsultasi tentang asuransi, silakan menghubungi saya:
Asep Sopyan (Senior Business Partner ASN)
HP/WA 082 111 650 732 | Email myallisya@gmail.com | Tinggal di Tangerang Selatan
Baca juga: