Pernahkah anda mengikuti upacara pemakaman? Apa pun agama anda, pastilah anda akan mendengar ungkapan semacam ini, yang diucapkan pemimpin upacara ataupun pihak keluarga.
“Untuk urusan terkait utang-piutang dengan almarhum, dipersilakan menghubungi ahli waris.”
Jika anda adalah ahli waris dari orang yang meninggal, bagaimana perasaan anda?
Jika ternyata orang-orang yang datang kepada anda adalah para penagih utang, bagaimana sikap anda?
Jika utang tersebut ternyata sangat besar sehingga anda dan ahli waris lainnya tidak mampu membayarnya, apa yang anda lakukan?
Jika almarhum tidak meninggalkan warisan apa pun, atau warisannya tidak cukup untuk melunasi utang-utangnya, bagaimana anda mengatasi masalah ini?
Jika tiba-tiba datanglah seorang yang mengaku agen asuransi, dan berkata bahwa almarhum memiliki asuransi jiwa dengan uang pertanggungan 1 miliar, yang itu lebih dari cukup untuk membayar utang almarhum, bagaimana perasaan anda?
Baiklah, semua itu hanya pengandaian. Tapi setidaknya anda jadi tahu bahwa asuransi jiwa dapat membebaskan para ahli waris dari masalah utang-piutang yang dibuat oleh orangtuanya. Dan jika anda pun punya utang yang belum dijamin asuransi jiwa, anda dapat membebaskan ahli waris anda dari masalah serupa di kemudian hari jika anda sudah menyadarinya hari ini.
Pada umumnya utang ke bank sudah dilindungi dengan asuransi jiwa. Entah itu utang berbentuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah), KKB (Kredit Kendaraan Bermotor), ataupun pinjaman bisnis, biasanya dan mestinya pihak banksudah menyertainya dengan asuransi jiwa. Asuransi jiwa ini terutama untuk melindungi pihak bank dari gagal bayar jika di tengah jalan anda meninggal dunia. Tapi juga sekaligus melindungi anda atau ahli waris anda dari penyitaan aset yang jadi jaminan kredit.
Baca juga:
“Menjadikan Asuransi Jiwa Individu sebagai Bankers Clause“
Tapi untuk pinjaman di luar itu, terutama yang sifatnya nonformal, misalnya utang ke teman atau saudara, biasanya belum diasuransikan. Jadi anda harus mengasuransikannya sendiri dengan cara mengambil asuransi jiwa.
Tapi kan biasanya utang begitu kecil jumlahnya.
Iya, biasanya kecil. Tapi bisa jadi besar bahkan sangat besar jika sebelum meninggal, seseorang mengalami penyakit kritis. Kanker, stroke, gagal ginjal, jantung adalah penyakit-penyakit berbiaya besar. Jika tidak memiliki asuransi kesehatan yang cukup, atau tidak juga ada asuransi penyakit kritis, maka terkena penyakit-penyakit tersebut berpotensi membuat seseorang terpaksa harus berutang dalam jumlah besar.
Jadi, jangan lupa, minimal anda harus memiliki asuransi jiwa dengan UP (uang pertanggungan) yang cukup besar untuk mengantisipasi kemungkinan itu.
Lebih baik lagi jika disertai asuransi penyakit kritis, agar kejadian penyakit kritis tidak menggerogoti keuangan kita sebelum meninggalkan dunia.
Lebih baik lagi jika disertai asuransi kesehatan untuk membiayai tagihan rumah sakit.
Solusi: Tapro Allisya Protection Plus
Kami agen asuransi dari Allianz Syariah memiliki solusi untuk potensi masalah tersebut, melalui produk Tapro Allisya Protection Plus.
Sebagai contoh, dengan premi 1 juta per bulan, seorang pria usia 30 tahun bisa mendapatkan perlindungan sebesar 1 miliar dari risiko penyakit kritis dan 1 miliar dari risiko meninggal dunia.
Ilustrasinya seperti di bawah ini.
Apakah 1 miliar cukup? Atau tidak cukup? Kita tak pernah tahu. Maksimalkan saja proteksi yang bisa anda miliki sesuai dengan gaya hidup dan kemampuan anda.
Dan berikut ilustrasinya jika manfaat di atas ditambah dengan asuransi kesehatan rawat inap cashless plan kamar 1 juta, serta pembebasan premi. Premi jadi 2 juta per bulan.
Demikian. []
Untuk konsultasi mengenai asuransi dan produk-produk asuransi dari Allianz, silakan menghubungi saya, agen asuransi Allianz di Serpong Tangerang Selatan.
Asep Sopyan (Senior Business Partner ASN)
HP/WA: 082-111-650-732 | Email: myallisya@gmail.com
Atau:
Asuransi Jiwa dan Kesehatan Syariah 