Alhamdulillah, per bulan Juli tahun 2020, untuk pertama kalinya setelah menjadi agen asuransi sejak akhir tahun 2011 atau hampir 9 tahun, saya mencapai kualifikasi MDRT (Million Dollar Round Table), yaitu penghargaan level internasional untuk agen asuransi di seluruh dunia.
Sebagian merupakan hikmah dari adanya covid19. Karena corona, target MDRT didiskon 25% dari sebelumnya 580 jutaan menjadi 454 juta. Tapi saya berharap di akhir tahun nanti pencapaian saya tetap normal bahkan lebih. Amin.
Produksi saya, FYP (First Year Production) sd 31 Juli 2020
Produksi MDRT dihitung dari collected premium (premi yang terkumpul atau terbayar), beda dengan perhitungan ALP yang dihitung dari omset disetahunkan.
Saya berharap setelah ini setiap tahun bisa mencapai MDRT. Amin.
Terima kasih kepada para nasabah Allianz yang mempercayakan perlindungan keuangannya melalui saya. Jangan ragu untuk terus berasuransi melalui Allianz dan saya.
Salam sukses dan semoga kita semua sehat sejahtera senantiasa.
Untuk konsultasi ttg asuransi, silakan menghubungi saya:
Asep Sopyan (MDRT)
HP/WA: 082111650732 | Email: myallisya@gmail.com | Tinggal di Tangerang Selatan
Piala ASN Champion Club 2018, kontes yang memungkinkan saya bisa liburan ke Seoul Korsel. Terima kasih Allianz.
Pada tahun 2018, saya mencapai kontes ASN Champion Club kategori unit, karena mencapai ALP unit di atas 800 juta dan mempromosikan 2 BE menjadi BP. Hadiah dari kontes ini adalah trip ke Seoul, Korea Selatan, selama seminggu. Saya berangkat bersama sekitar 1200 agen Allianz lainnya pada tanggal 25 Maret 2019 dan pulang tanggal 31 Maret 2019.
Dari kantor Allianz Serpong sendiri ada saya, leader saya bpk Yudi Haliman beserta istri, dan BP di tim saya bpk Pieter Djatmiko. Kami menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 878 pada Senin malam dan tiba di bandara Incheon Seoul pada Selasa pagi.
Di sana tempat-tempat yang kami kunjungi antara lain: Petite France, Nami Island, Namsan Tower, Korean folk village, Everland Theme Park, Trick Eye Museum, Gyeongbok Palace, Hanok Village, Red Pine Tree Shop, Ginseng outlet, dan Dongdaemun Fashion Market.
Pada hari bebas di hari keenam, saya menyempatkan diri mengunjungi masjid di kawasan Islamic Center Seoul, Itaewon, menggunakan MRT. Di hari ini saya juga mengulang pergi ke Namsan Tower dengan berjalan kaki.
Berikut adalah foto-foto selama perjalanan tersebut.
Courtyard Marriott, hotel tempat menginap di kawasan selatan Seoul. Tempat pertama yang dikunjungi di Korea. Petite France, miniatur perkampungan tradisional Perancis.
Le Petit Prince atau Pangeran Kecil, ikon Petite France.
Suasana di perkampungan kecil PerancisBersama beberapa teman dari Allianz Busster. Cokro, Pieter, Petrus dan istrinya.
Dari Petit France, selanjutnya kami ke Nami Island, atau sebuah pulau yang menyebut dirinya Naminara Republic. Saat itu kami datang di waktu yang kurang pas. Musim dingin baru berakhir dan semi baru dimulai, jadi bunga-bunga belum banyak bermekaran.
Kapal yang membawa kami ke Nami Island, sebuah pulai kecil di tengah sungai Han.
Deretan pohon yang sangat rapi di Nami Island. Akan lebih indah jika sedang berbunga mekar.
Patung sepasang kekasih dalam drama Winter Sonata, serial drama yang populer di awal tahun 2000. Tidak mudah menunggu patung ini sepi dari pengunjung, jadi meski ada penampakan dua gadis di belakang, inilah foto terbaik yang bisa saya dapatkan.
Sebuah musholla di tengah pulau Nami. Bersyukur menemukan tempat ini dan bisa sembahyang zuhur digabung asar.
Mungkin ini adalah pose terbaik saya selama di Korea Selatan.
Hari berikutnya (27 Maret 2019), kami berkunjung ke Korean Folk Village atau perkampungan tradisional Korea di Gyeonggi, Seoul. Di sini kami dipakaikan hanbok atau baju tradisional Korea.
Suasana alam yang indah di perkampungan tradisional Korea. Pura-pura berbincang
Gazebo ala bangsawan Korea
Kalau di Indonesia ini semacam tempat penyimpanan padi.
Selanjutnya kami berkunjung ke Everland Theme Park, taman bermain terbesar di Korea Selatan.
Pohon rimbun warna-warni di depan Everland Theme Park
Naik kereta gantung bersama pak Yudi dan istri serta pak Pieter, semua agen dari Allianz Serpong.Melayang di atas bangku gantung, bersama Jupie dan Pieter.Theme park sangat luas, butuh sesekali menepi untuk membaca brosur petunjuk. Berlatar belakang wahana paling mendebarkan di Everland. Sayang tidak kucoba.
Di toko ginseng. Diperkenalkan ttg bermacam-macam ginseng dan manfaatnya.
Di depan Gyeongbok Palace, istana peninggalan dinasti Joseon.
Sedikit di antara bebungaan yang sudah mekar.
Duduk di depan Dong Daemun Plaza, di seberang adalah gedung kesenian Seoul.Trickeye Museum, di dalamnya banyak pertunjukan ajaib.
Pada hari kelima, acara bebas seharian. Saya manfaatkan untuk menjelajah Seoul sendirian, merasakan naik MRT, mengunjungi masjid di kawasan Islamic Center, dan berjalan kaki ke puncak bukit Namsan di mana ada menara tinggi di atasnya.
Kartu single trip MRT Seoul. Suasana di dalam gerbong MRT Seoul. Peta MRT Seoul yang canggih dan banyak jalurnya.
Masjid Pusat Seoul di kawasan Islamic Center Itaewon, satu-satunya masjid di kota Seoul.
Suasana di dalam Masjid Pusat Seoul
Masjid Pusat Seoul dengan dua menaranya yang menjulang.
Dari masjid Pusat Seoul, sekitar habis asar, saya berjalan kaki menuju Namsan Tower. Jaraknya di peta hanya sekitar 2 km, dan menara itu tampak dekat, tapi ternyata jalan yang berbelak-belok dan menanjak membuat jarak perjalanan mungkin bertambah jadi 5 km lebih.
Menara Namsan dari kejauhan. Tampak dekat.
Semakin dekat, tapi masih jauh.
Sekitar pukul 5.30, sampailah di bawah Namsan Tower, menara tertinggi di Seoul dengan tinggi 236 meter, dan terletak di puncak bukit yang berada 479 meter di atas permukaan laut.
Menggunakan lensa cembung untuk dapat menangkap keseluruhan menara.
Coretan di tembok lantai bawah Namsan Tower. Jelas sekali yang mencatatkan nama-nama itu adalah rombongan dari Indonesia.Kota Seoul dilihat dari bukit Namsan. Tampak lebih padat dari Jakarta, setidaknya dalam banyaknya bangunan pencakar langit.Aneka teh dan kopi saset oleh-oleh dari hotelDi bandara Incheon, menunggu pesawat Garuda yang siap membawa kami kembali ke Indonesia.
Serba-serbi Korea
Menikmati pan-fried hotteok di Nami Island, penganan terbuat dari tepung beras. Harga 1500 won (18 ribuan).
Makan siang dg Samgyetang, ayam utuh yang direbus lama dan di dalam perutnya diisi rempah-rempah, termasuk ada sepotong kecil ginseng.
Makan siang dg menu bibimbap (nasi campur) di kawasan Folk Village. Nasi, telor, sayuran, dan saus semua diaduk layaknya gado-gado atau ketoprak. Enak juga. Sampai habis saya makan.Bulgogi, makanan terbuat dari irisan daging yang dipanggang.Harga BBM di Korea. 1319 dan 1415 won per liter (sekitar 16 sd 17 ribuan rupiah).Bus-bus di Korea, kalau bukan merek Hyundai pasti KIA dan beberapa merek lokal lain.Krim gel aloevera merek Nature Republic, beli di pasar Dong Daemun.
Demikian beberapa oleh-oleh saya dari Korea Selatan. Terima kasih Allianz dan para nasabah yang telah mempercayakan perlindungan asuransinya melalui saya.
Ingin bisa jalan-jalan ke luar negeri gratis tiap tahun?
Pada hari Senin – Rabu, tanggal 17 – 19 September 2018, anak kedua saya Teguh dirawat di rumah sakit Eka Hospital BSD. Sakitnya infeksi pencernaan, yang membuat dia demam dan muntah-muntah sehingga tak ada makanan bisa masuk ke perutnya.
Sehari sebelumnya, Teguh sudah merasakan demam dan muntah-muntah. Ditunggu sampai malam tidak membaik juga, Senin pagi saya bawa ke klinik Dr. Poppy di Ciater Serpong. Ini adalah klinik pertama rekanan BPJS, jadi saya gunakan kartu JKN. Oleh dokter diberi obat anti mual dan penurun panas, tapi sampai siang masih sama saja kondisinya.
Jadi sekitar pukul 11.30 siang saya bawa Teguh ke salah satu rumah sakit rekanan Allianz, Eka Hospital di BSD. Ada satu lagi RS rekanan Allianz di BSD, tapi kami pilih Eka Hospital karena RS ini jadi langganan banyak orang yang kami kenal. Dan terutama setelah saya baca di webnya, Eka Hospital adalah rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan sistem satu pasien satu kamar. Lanjutkan membaca “Pengalaman Menggunakan Kartu Asuransi Kesehatan Allianz di Eka Hospital BSD”